Keadaan
darurat periodontal adalah suatu keadaan atau gabungan berbagai kondisi yang
berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal dan memerlukan tindakan segera
(Lawrence dan Fedi, 2005).
Kasus
emergensi harus dirawat dengan segera. Namun, untuk menghindari kejadian yang
dapat merenggut nyawa diperlukan dokumen riwayat kesehatan umum, memperhatikan
obat yang dikonsumsi pasien (antikoagulan) dan melakukan penilaian terhadap
infeksi (endokarditis, HIV), adanya alergi dan kejadian-kejadian sebelumnya. Kemudian
dilakukan pemeriksaan klinis dan radiografi bagi pasien emergensi sebelum
dilakukan perawatan.
Yang
termasuk dalam kategori situasi emergensi periodontal dan perawatannya adalah
medikasi topikal dan perawawatan mekanis untuk NUG yang akut, perawatan poket
akut dan supuratif, pembukaan abses periodontal, ekstraksi segera dari gigi,
masalah akut dari kombinasi endodontik dan periodontal serta perawatan trauma.
Untuk
kondisi yang emergensi, tidak boleh dilakukan perawatan invasif/radikal, karena
pada kondisi ini jumlah bakteri meningkat banyak dan bisa menyebabkan
terjadinya bakteremia yang bisa mengakibatkan pasien meninggal. Sebaliknya,
perawatan yang sebaiknya dilakukan adalah debridemen, tindakan invasif baru
dilakukan bila kondisi akut pasien menurun.
Menurut
Gehrig dan Willmann (2003) keadaan darurat periodontal meliputi
Abses Jaringan Periodonsium
Abses
Gingiva
Variasi
abses jaringan periodonsium yang terjadi pada jaringan periodontal yang sehat
ketika obyek asing menyerang ke dalam sulkus gingiva. Abses ini terbatas pada
area gingiva margin dan papila interdental.
Abses
Periodontal
Variasi
abses lain dari jaringan periodontal. Biasanya terjadi pada area yang terserang
penyakit periodontal, termasuk area dimana terdapat poket periodontal.
Periodontal abses ini biasanya menyerang struktur yang lebih dalam dari
periodonsium dan tidak terbatas pada gingiva margin seperti pada abses gingiva,
melibatkan ligamen periodontal dan tulang alveolar.
Etiologi:
- Poket periodontal yang dalam
- Perlawanan terhadap obyek asing di dalam jaringan pendukung gigi
- Penghilangan kalkulus yang tidak lengkap
Tanda
dan gejala abses jaringan periodonsium:
- Pasien mendeskripsikan nyeri yang terlokalisasi dan terus menerus
- Bengkak yang terlokalisir pada jaringan lunak
- Bila dilihat dari gambaran radiografis, kehilangan tulang alveolar tidak melibatkan apex
- Gigi memiliki pulpa yang vital
Perawatan
abses jaringan periodonsium:
- Drainase pus
- Debridemen permukaan gigi pada area abses
- Penanganan nyeri yang meliputi kontrol ketidaknyamanan
Langkah
perawatan yang umumnya dilakukan adalah
- Menganestesi gigi yang terlibat
- Membuat jalan drainase pus
- Skaling gigi pada area abses
- Menyemprot area dengan saline steril
- Membetulkan oklusi gigi bila diperlukan
- Menginstruksikan pasien untuk beristirahat, berkumur dengan saline hangat
Abses
Perikoronal (Perikoronitis)
Adalah
suatu abses yang sering terlihat pada gigi molar ketiga. Karena molar ketiga
sering tidak mempunyai space yang cukup untuk erupsi secara penuh, gigi bisa
tertutup dengan jaringan yang menutupi permukaan oklusal (operkulum) dan bisa
terinfeksi.
Tanda
dan gejala:
- Nyeri disekeliling gigi yang erupsi sebagian
- Pembengkakan jaringan lunak dan kemerahan disekitar gigi yang erupsi sebagian
- Pada kasus yang parah, disertai dengan keterbatasan membuka mulut (trismus), demam dan pembengkakan limfadenopati
Perawatan:
- Drainase pus
- Irigasi dibawah permukaan operkulum dengan saline hangat
- Menghilangkan nyeri
Langkah
perawatan
- Memberikan anestesi lokal jika diperlukan untuk mengontrol ketidakyamanan yang disebabkan oleh jaringan
- Menggunakan saline steril untuk mengirigasi bawah permukaan operkulum
- Menghilangkan debris atau plak yang terakumulasi pada area tersebut
- Melakukan penjadwalan ulang untuk menilai perawatan
Penyakit Nekrosis Periodontal
Necrotizing Ulcerative Gingivitis
(NUG)
Sering
disebut dengan punched out papillae.
Secara klinis tampilan NUG adalah papila yang nekrosis. Area yang nekrosis
tersebut tertutup oleh lapisan abu-abu-putih yang disebut dengan pseudomembran.
Pseudomembran ini terdiri atas sel-sel yang telah mati, bakteri dan debris.
Pasien dengan NUG biasanya menunjukkan perdarahan pada jaringan gingiva.
Perdarahan ini merupakan hasil dari kerusakan pembuluh darah kecil pada jaringan
konektif yang normalnya dilindungi epitelium.
Etiologi:
- Merokok
- Intake nutrisi kurang
- Stres
- HIV positif
Tanda
dan gejala:
- Nyeri oral
- Perdarahan gingiva
- Gingiva yang nekrosis
- Adanya pseudomembran pada area yang terkena
- Pembengkakan limfodenopati
- Rasa ketidaknyamanan yang tidak jelas (malaise)
- Kenaikan suhu tubuh
- Halitosis parah
Kriteria
yang paling signifikan yang digunakan untuk mendiagnosis NUG adalah adanya
nekrosis interproksimal dan ulserasi, riwayat rasa sakit dan nyeri yang cepat.
Perawatan:
- Debridemen/penghilangan pseudomembran dengan larutan H2O2 3%
- Skaling gigi
- Plak kontrol
Langkah
perawatan:
1. Kunjungan
pertama
a. Menghilangkan
pseudomembran secara hati-hati
b. Membersihkan
kalkulus (skaling) supragingiva
c. Menginstruksikan
pasien melakukan kontrol plak di rumah
-
Berkumur dengan air garam
-
Makan makanan yang lunak, mengandung
susu, kaldu
-
Minum air yang banyak
- Hindari makanan yang digoreng, kasar,
pedas, keras, kurangi merokok dan minum alkohol
- Istirahat yang cukup
d. Menginstruksikan
pasien untuk kontrol setelah 24 jam
2. Kunjungan
kedua
a. Memeriksa
kembali OH pasien dan melakukan skaling supragingiva
b. Memotivasi
pasien untuk melakukan kontrol plak
c. Menganjurkan
pasien untuk kontrol setelah 24-48 jam
3. Kunjungan
ketiga
a. Memeriksa
kembali OH pasien dan melakukan skaling
b. Melakukan
rujukan ke dokter umum bila tidak kunjung sembuh
c. Menginstruksikan
untuk kontrol pada hari ke 7-10
4. Kunjungan
keempat
a. Memeriksa
prosedur kontrol plak
b. Memeriksa
adanya kalkulus dan iritan lain, bila ada dihilangkan
c. Melakukan
evaluasi untuk perawatan selanjutnya
Necrotizing Ulcerative
Periodontitis (NUP)
Tanda
dan gejala:
Tanda
dan gejala dari NUP hampir sama dengan NUG, namun kondisi ini juga menyerang
struktur periodonsium yang lebih dalam, seperti tulang alveolar.
Perawatan:
Perawatan
NUP sangat kompleks dan biasanya memerlukan konsultasi medis. Bila pasien NUG
datang ke klinik dokter gigi, perlu dilakukan rujukan ke periodontis.
Herpetic
Gingivostomatitis
Herpetic gingivostomatitis
adalah keadaan yang dihasilkan dari infeksi virus herpes simplex. Infeksi ini
biasanya terjadi pada anak-anak atau dewasa muda, tetapi dapat menyerang segala
usia.
Tanda
dan gejala:
- Nyeri oral disertai kesulitan makan dan minum
- Kenaikan suhu tubuh
- Malaise
- Sakit kepala
- Pembengkakan limfonodi
- Pembengkakan jaringan gingiva (oedem)
- Vesikel dan ulcer jaringan gingiva dan kadang di bibir, lidah dan palatum.
- Perdarahan jaringan gingiva
Perawatan:
- Menekankan pikiran bahwa penyakit ini adalah penyakit yang menular
- Penyakit ini mengalami kemunduran 12-20 hari, sehingga perawatan yang dilakukan hanya perawatan pendukung.
- Pada beberapa pasien, perawatan melibatkan medikasi antiviral, antipiretik, dan analgesik
- Mengontrol ketidaknyamanan dengan memberikan topikal anestesi untuk sementara untuk memudahkan pasien makan dan minum.
- Menganjurkan untuk sering minum untuk menghindari dehidrasi
Daftar Pustaka
Ajar,
H. A., and Chauvin, P. J., 2002, Acute Herpetic Gingivostomatitits in Adult: A
Review of 13Cases, Including Diagnosis and Management, Journal of the Canadian Dental Association, 68 (4), 247-251.
Fedi,
P. F., dkk., 2005, Silabus Periodonti
(terj), edisi 4, EGC, Jakarta, h.
204-213.
Gehrig,
S. N. and Willmann, D. E., 2003, Foundation
of Periodontics for Dental Hygienist, 2nd Ed., Lippincott
William & Wilkins, USA, p. 391-402.
Muller,
H. P., Periodontology: The Essential,
2004, Thieme Medical
Publishers, New York and Stuttgart, p. 100-102.
Newman,
M. G., et al., 2006, Carranza’s Clinical
Periodontolgy, Tenth Ed., Elsevier, St. Louis Missouri, p. 706-714.
Patel,
P. V., et al., 2011, Periodontal Abscess: A Review, Journal of Clinical and Diagnosis Research, 5(2), 404-409.
Rose,
L. F., and Mealey, B. L., Periodontics:
Medicine, Surgery, and Implants, Elsevier, USA, p. 27-28.
Sankar,
V., and Terezhalmy, G. T., 2010, Herpetic
Infections: Epidemiology, Clinical Manifestations, Diagnosis, and Treatment,
Crest Oral B at dentalcare.com Continuing Education Course, p. 1-18.
Wolf,
H. F. and Hassel, T. M., Color Atlas of
Dental Hygienist: Periodontology, 2006, Thieme Medical Publisher, New York,
p. 217-220.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar