Senin, 11 Februari 2013

Periodontal Emergencies



Keadaan darurat periodontal adalah suatu keadaan atau gabungan berbagai kondisi yang berpengaruh buruk terhadap jaringan periodontal dan memerlukan tindakan segera (Lawrence dan Fedi, 2005).
Kasus emergensi harus dirawat dengan segera. Namun, untuk menghindari kejadian yang dapat merenggut nyawa diperlukan dokumen riwayat kesehatan umum, memperhatikan obat yang dikonsumsi pasien (antikoagulan) dan melakukan penilaian terhadap infeksi (endokarditis, HIV), adanya alergi dan kejadian-kejadian sebelumnya. Kemudian dilakukan pemeriksaan klinis dan radiografi bagi pasien emergensi sebelum dilakukan perawatan.
Yang termasuk dalam kategori situasi emergensi periodontal dan perawatannya adalah medikasi topikal dan perawawatan mekanis untuk NUG yang akut, perawatan poket akut dan supuratif, pembukaan abses periodontal, ekstraksi segera dari gigi, masalah akut dari kombinasi endodontik dan periodontal serta perawatan trauma.
Untuk kondisi yang emergensi, tidak boleh dilakukan perawatan invasif/radikal, karena pada kondisi ini jumlah bakteri meningkat banyak dan bisa menyebabkan terjadinya bakteremia yang bisa mengakibatkan pasien meninggal. Sebaliknya, perawatan yang sebaiknya dilakukan adalah debridemen, tindakan invasif baru dilakukan bila kondisi akut pasien menurun.
Menurut Gehrig dan Willmann (2003) keadaan darurat periodontal meliputi
Abses Jaringan Periodonsium
Abses Gingiva
Variasi abses jaringan periodonsium yang terjadi pada jaringan periodontal yang sehat ketika obyek asing menyerang ke dalam sulkus gingiva. Abses ini terbatas pada area gingiva margin dan papila interdental.
Abses Periodontal
Variasi abses lain dari jaringan periodontal. Biasanya terjadi pada area yang terserang penyakit periodontal, termasuk area dimana terdapat poket periodontal. Periodontal abses ini biasanya menyerang struktur yang lebih dalam dari periodonsium dan tidak terbatas pada gingiva margin seperti pada abses gingiva, melibatkan ligamen periodontal dan tulang alveolar.
Etiologi:
  1. Poket periodontal yang dalam
  2. Perlawanan terhadap obyek asing di dalam jaringan pendukung gigi
  3. Penghilangan kalkulus yang tidak lengkap

Tanda dan gejala abses jaringan periodonsium:
  1. Pasien mendeskripsikan nyeri yang terlokalisasi dan terus menerus
  2. Bengkak yang terlokalisir pada jaringan lunak
  3. Bila dilihat dari gambaran radiografis, kehilangan tulang alveolar tidak melibatkan apex
  4. Gigi memiliki pulpa yang vital

Perawatan abses jaringan periodonsium:
  1. Drainase pus
  2. Debridemen permukaan gigi pada area abses
  3. Penanganan nyeri yang meliputi kontrol ketidaknyamanan

Langkah perawatan yang umumnya dilakukan adalah
  1. Menganestesi gigi yang terlibat
  2. Membuat jalan drainase pus
  3. Skaling gigi pada area abses
  4. Menyemprot area dengan saline steril
  5. Membetulkan oklusi gigi bila diperlukan
  6. Menginstruksikan pasien untuk beristirahat, berkumur dengan saline hangat

Abses Perikoronal (Perikoronitis)
Adalah suatu abses yang sering terlihat pada gigi molar ketiga. Karena molar ketiga sering tidak mempunyai space yang cukup untuk erupsi secara penuh, gigi bisa tertutup dengan jaringan yang menutupi permukaan oklusal (operkulum) dan bisa terinfeksi.
Tanda dan gejala:
  1. Nyeri disekeliling gigi yang erupsi sebagian
  2. Pembengkakan jaringan lunak dan kemerahan disekitar gigi yang erupsi sebagian
  3. Pada kasus yang parah, disertai dengan keterbatasan membuka mulut (trismus), demam dan pembengkakan limfadenopati

 Perawatan:
  1. Drainase pus
  2. Irigasi dibawah permukaan operkulum dengan saline hangat
  3. Menghilangkan nyeri

Langkah perawatan
  1. Memberikan anestesi lokal jika diperlukan untuk mengontrol ketidakyamanan yang disebabkan oleh jaringan
  2. Menggunakan saline steril untuk mengirigasi bawah permukaan operkulum
  3. Menghilangkan debris atau plak yang terakumulasi pada area tersebut
  4. Melakukan penjadwalan ulang untuk menilai perawatan

Penyakit Nekrosis Periodontal
Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG)
Sering disebut dengan punched out papillae. Secara klinis tampilan NUG adalah papila yang nekrosis. Area yang nekrosis tersebut tertutup oleh lapisan abu-abu-putih yang disebut dengan pseudomembran. Pseudomembran ini terdiri atas sel-sel yang telah mati, bakteri dan debris. Pasien dengan NUG biasanya menunjukkan perdarahan pada jaringan gingiva. Perdarahan ini merupakan hasil dari kerusakan pembuluh darah kecil pada jaringan konektif yang normalnya dilindungi epitelium.
Etiologi:
  1. Merokok
  2. Intake nutrisi kurang
  3. Stres
  4. HIV positif

Tanda dan gejala:
  1. Nyeri oral
  2. Perdarahan gingiva
  3. Gingiva yang nekrosis
  4. Adanya pseudomembran pada area yang terkena
  5. Pembengkakan limfodenopati
  6. Rasa ketidaknyamanan yang tidak jelas (malaise)
  7. Kenaikan suhu tubuh
  8. Halitosis parah

Kriteria yang paling signifikan yang digunakan untuk mendiagnosis NUG adalah adanya nekrosis interproksimal dan ulserasi, riwayat rasa sakit dan nyeri yang cepat.

Perawatan:
  1. Debridemen/penghilangan pseudomembran dengan larutan H2O2 3%
  2. Skaling gigi
  3. Plak kontrol

Langkah perawatan:
1.      Kunjungan pertama
a.       Menghilangkan pseudomembran secara hati-hati
b.      Membersihkan kalkulus (skaling) supragingiva
c.       Menginstruksikan pasien melakukan kontrol plak di rumah
-          Berkumur dengan air garam
-          Makan makanan yang lunak, mengandung susu, kaldu
-          Minum air yang banyak
-      Hindari makanan yang digoreng, kasar, pedas, keras, kurangi merokok dan minum alkohol
-         Istirahat yang cukup
d.      Menginstruksikan pasien untuk kontrol setelah 24 jam
2.      Kunjungan kedua
a.       Memeriksa kembali OH pasien dan melakukan skaling supragingiva
b.      Memotivasi pasien untuk melakukan kontrol plak
c.       Menganjurkan pasien untuk kontrol setelah 24-48 jam
3.      Kunjungan ketiga
a.       Memeriksa kembali OH pasien dan melakukan skaling
b.      Melakukan rujukan ke dokter umum bila tidak kunjung sembuh
c.       Menginstruksikan untuk kontrol pada hari ke 7-10
4.      Kunjungan keempat
a.       Memeriksa prosedur kontrol plak
b.      Memeriksa adanya kalkulus dan iritan lain, bila ada dihilangkan
c.       Melakukan evaluasi untuk perawatan selanjutnya

Necrotizing Ulcerative Periodontitis (NUP)
Tanda dan gejala:
Tanda dan gejala dari NUP hampir sama dengan NUG, namun kondisi ini juga menyerang struktur periodonsium yang lebih dalam, seperti tulang alveolar.
Perawatan:
Perawatan NUP sangat kompleks dan biasanya memerlukan konsultasi medis. Bila pasien NUG datang ke klinik dokter gigi, perlu dilakukan rujukan ke periodontis.

Herpetic Gingivostomatitis
Herpetic gingivostomatitis adalah keadaan yang dihasilkan dari infeksi virus herpes simplex. Infeksi ini biasanya terjadi pada anak-anak atau dewasa muda, tetapi dapat menyerang segala usia.
Tanda dan gejala:
  1. Nyeri oral disertai kesulitan makan dan minum
  2. Kenaikan suhu tubuh
  3. Malaise
  4. Sakit kepala
  5. Pembengkakan limfonodi
  6. Pembengkakan jaringan gingiva (oedem)
  7. Vesikel dan ulcer jaringan gingiva dan kadang di bibir, lidah dan palatum.
  8. Perdarahan jaringan gingiva

Perawatan:
  1. Menekankan pikiran bahwa penyakit ini adalah penyakit yang menular
  2. Penyakit ini mengalami kemunduran 12-20 hari, sehingga perawatan yang dilakukan hanya perawatan pendukung.
  3. Pada beberapa pasien, perawatan melibatkan medikasi antiviral, antipiretik, dan analgesik
  4. Mengontrol ketidaknyamanan dengan memberikan topikal anestesi untuk sementara untuk memudahkan pasien makan dan minum.
  5. Menganjurkan untuk sering minum untuk menghindari dehidrasi


Daftar Pustaka
Ajar, H. A., and Chauvin, P. J., 2002, Acute Herpetic Gingivostomatitits in Adult: A Review of 13Cases, Including Diagnosis and Management, Journal of the Canadian Dental Association, 68 (4), 247-251.
Fedi, P. F., dkk., 2005, Silabus Periodonti (terj), edisi 4, EGC, Jakarta, h. 204-213.
Gehrig, S. N. and Willmann, D. E., 2003, Foundation of Periodontics for Dental Hygienist, 2nd Ed., Lippincott William & Wilkins, USA, p. 391-402.
Muller, H. P., Periodontology: The Essential, 2004, Thieme Medical Publishers, New York and Stuttgart,  p. 100-102.
Newman, M. G., et al., 2006, Carranza’s Clinical Periodontolgy, Tenth Ed., Elsevier, St. Louis Missouri, p. 706-714.
Patel, P. V., et al., 2011, Periodontal Abscess: A Review, Journal of Clinical and Diagnosis Research, 5(2), 404-409.
Rose, L. F., and Mealey, B. L., Periodontics: Medicine, Surgery, and Implants, Elsevier, USA, p. 27-28.
Sankar, V., and Terezhalmy, G. T., 2010, Herpetic Infections: Epidemiology, Clinical Manifestations, Diagnosis, and Treatment, Crest Oral B at dentalcare.com Continuing Education Course, p. 1-18.
Wolf, H. F. and Hassel, T. M., Color Atlas of Dental Hygienist: Periodontology, 2006, Thieme Medical Publisher, New York, p. 217-220.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar